Leader Street – Para remaja sampai kalangan orang dewasa sudah tidak lazim mendengar kata Valentine Day yang sering dirayakan pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Valentine Day juga sering disebut Hari Kasih Sayang. Budaya barat ini telah dijadikan rutinitas para pecinta event di Indonesia. Ironisnya, banyak pecinta Valentine Day tidak tahu sejarah atau asal usul hari kasih sayang itu. Ini yang namanya Budaya atau Lifestyle Ikut Ikutan.
Coba renungkan Firman Allah dalam Al Qurán :
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
Sejarah Valentine
Informasi ini dikutip dari tanbihul_ghafilin.tripod.com bahwa valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa budaya Valentine Day ini bercorak kepercayaan (animisme) yang berupaya merusak aqidah umat Islam, dengan memperkenalkan gaya hidup barat bermotif percintaan, perjodohan dan kasih sayang.
Umat Islam juga harus berhati-hati untuk mengikuti suatu budaya. Cari tahu dulu, apakah sesuai dengan syariat Islam?. Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang mengikut kepada suatu kepercayaan lain.
0 komentar:
Posting Komentar