Mendung menutupi potensi dirimu
Kolaborasi zaman Asingkan jiwa ragamu
Senyum lugumu termainkan khianat
Melangkah maju menuju titik kecerahan dunia
Denyut nadimu pinta kebebasan
Pembuluh darahmu tersumbat kemunafikan
Imajinasimu dimatikan kebutuhan
Melangkah maju mencari kebenaran dunia
Adikku...
Engkau terninabobokkan dongeng palsu
Terlena melihat dan mendengar keindahan semu
Terjerat lingkaran hitam tak kenal manusia
Terseret rantai emas berujung senjata
Tanpa cinta kasih dan tanggung jawab
Adikku...
Sungguh hebat tubuh mungilmu itu
Sungguh besar kekuatan bertahanmu itu
Tapi...kasihan perasaan dalam hatimu
Terjamah...ucapan tanpa realita
Terikat Janji dari tahta berinti dusta
Akankah dunia cukup damai
dan adil untuk...
Menyongsong senyum manis mereka?
Makassar, April 2005
Abdul Muththalib
ADIKKU DAN HIDUPNYA
09.30
0 komentar:
Posting Komentar