Program Silet berhenti tayang sementara di RCTI. Keputusan ini diambil oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) disebabkan pemberitaan Silet dalam musibah Gunung Merapi Yogyakarta Minggu (07/11/2010). Dadang Rahmat Hidayat selaku ketua KPI mengatakan tayangan berdurasi satu jam itu dihentikan sampai pemerintah mencabut status “siaga” pada gunung Merapi.
Menurut Dadang, tayangkan program Silet dianggap memberikan informasi yang kurang akurat terkait pemberitaan Gunung Merapi. "Kami mendapat kabar di Nangulan (sebuah kecamatan di Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta) tim relawan dan SAR harus mengurus secara swadaya sebanyak 550 orang pengungsi yang terganggu akibat tayangan di Silet. Begitu besar pengaruh yang diakibatkan oleh media terutama media elektronik. Makanya diharapkan media bisa memerhatikan akurasi berita dan bisa membantu menyelesaikan masalah," ujang Dadang di Gedung Bapeten, Senin (8/11/2010).
Dadang juga mengaku khawatir akan efek negatif masyarakat yang menonton tayangan tersebut. Oleh karena itu langkah menghentikan program tersebut agar tidak berimbas ke Production House (PH) yang memperkejakan timnya dalam melakukan tugas peliputannya di Merapi. "Dengan ini, kami juga ingin mengingatkan kepada stasiun televisi lain. Kami tidak memberikan sanksi kepada PH, karena enggak ada urusannya dengan PH, jadi programnya saja," ujar Dadang.
Inilah narasi yang dibacakan host Feni Rose sehingga program Silet berhenti tayang.
"Puncak letusan Merapi kabarnya akan terjadi hari ini (Minggu) hingga esok hari pada bulan baru yang jatuh pada tanggal 8 November. Ahli LAPAN selalu mencatat hampir semua letusan dan guncangan gempa muncul pada bulan baru. Lantas apa yang akan terjadi dengan Yogyakarta? Mungkinkah Yogyakarta, kota budaya yang elok akan tergolek lemah tak berdaya? Benarkah Jogja yang dalam banyak lagu digambarkan begitu indah akan berubah menjadi penuh malapetaka?"
0 komentar:
Posting Komentar