Jumat, 30 Oktober 2009

TIPS MENGHADAPI UJIAN/TES SELEKSI CPNS

Pendahuluan

Mengerjakan tes atau ujian merupakan aktivitas yang sangat dekat dengan kita, baik ketika sekolah, memasuki dunia kerja, atau bahkan ketika akan dipromosikan dalam karir. Mengerjakan tes atau ujian terkadang bukan hanya masalah kita menghapal materi kemudian mengerjakan soal. Sesungguhnya ketika kita mengerjakan soal tes atau ujian terjadi banyak proses yang terkait bukan hanya pada saat kita mengerjakan tes, akan tetapi juga bagimanakah persiapan kita sebelumnya, reaksi emosional, serta fisik yang bercampur menjadi satu. Dalam mengerjakan soal tentunya tidaklah cukup mengAndalkan hapalan yang kita miliki dalam menjawab soal, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana persiapan kita, strategi yang kita pilih untuk menyelesaikan soal menjadi kunci sukses tidaknya kita mengerjakan tes atau ujian.

Dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada perguruan tinggi negeri, tidak jarang kita mendengar terdapat orang-orang pintar yang tidak lulus. Dalam tulisan ini Anda akan diajak untuk melihat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengerjakan suatu tes atau ujian. Kemudian dalam tulisan ini Anda akan mendapatkan berbagai hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi ujian, baik persiapan secara fisik, maupun secara mental. Anda juga akan diajak untuk lebih mengenali karakteristik dari soal-soal tes atau ujian. Dan terakhir Anda akan diberikan strategi praktis menjawab soal secara efesien dan efektif.

Persiapan Mental

Mengerjakan sebuah ujian atau tes bukanlah hanya masalah apakah kita menguasai pokok materi atau tidak. Seringkali kita mendapati anak yang cerdas tetapi sering mendapatkan nilai yang rendah pada ujian atau tes. Hal ini mungkin saja terjadi karena mengerjakan saol ujian atau tes menuntut proses mental yang dipengaruhi berbagai faktor. Karena faktor mental menjadi dominan pada waktu kita mengerjakan tes atau ujian maka faktor mental ini juga mempunyai pengaruh yang besar dalam menyumbangkan keberhasilan mengerjakan tes atau ujian. Faktor mental yang dimaksud adalah kondisi psikologis testee (orang yang mengerjakan tes) pada waktu akan mengerjakan dan ketika mengerjakan tes atau ujian. Kekhawatiran menghadapi tes atau ujian diberi label kekhawatiran karena perasaan ini sebagian besar disebabkan oleh rasa takut yang, muncul oleh imajinasi. Umumnya, rasa takut berdasarkan realitas, sementara kekhawatiran adalah rasa takut karena imajinasi atau bayangan yang tidak jelas sebabnya.

Akibatnya fisik dan emosional bisa sama. Jika seseorang “takut terbang” tetapi belum pernah terbang, orang itu bisa dikatakan memiliki kekhawatiran yang hebat. Sebaliknya jika orang itu pernah mengalami kecelakaan pesawat terbang, rasa takutnya kini didasarkan pada realitas.

Kekhawatiran menghadapi tes memiliki berbagai tingkatan, dari ringan sampai berat. Kekhawatiran bisa kronis (terjadi pada setiap tes tidak peduli seberapa penting tes itu), atau kekhwatiran akan tes bisa bersifat akut (hanya terjadi pada jenis tes atau ujian tertentu).

Kekhawatiran yang ringan dalam menghadapi tes atau ujian sebenarnya berita baik. Kekhawatiran ringan itu memacu hormon adrenalin kita sehingga menciptakan kewaspadaaan yang membuat Anda lebih terfokus dalam menyelesaikan tes atau ujian. Konsentrasi tetap tinggi pada kondisi ini.

Kekhawatiran yang berada di atas ringan adalah kekhawatiran tingkat tinggi, kekhawatiran tingkat tinggi dapat mengakibatkan otak berhenti bekerja untuk sementar. Pernahkah kita menglami kesulitan menjawab soal ketika mengerjakan tes atau ujian, tetapi setelah ujian selesai dan stes mereda, otak kita kembali aktif, jawaban itu menjadi jelas.

Jenis kekhawatiran yang berat atau hebat dalam menghadapi tes atau ujian memang tidak terlalu umum, tetapi jika kekhawatiran jenis itu menyerang dapat terjadi tekanan hebat yang secara mental dan fisik, seperti bisul, muntah-muntah, depresi yang akut. Sehingga jika Anda mengalami kekhawatiran jenis ini sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter spesialis.

Penyebab Kekhawatiran Menghadapi Tes

Kekhawatiran seringkali disebabkan oleh banyak hal, sehingga mungkin saja berbeda antar orang yang satu dengan yang lain. Akan tetapi pada umumnya faktor yang membuat orang khawatir adalah kurangnya persiapan yang merangsang timbulnya perasaan tidak nyaman yang berkaitan dengan sesuatu yang tidak diketahui. Bayangkan Anda berada di kelas III SMA yang akan menghadapi ujian nasional. Akan tetapi Anda tidak banyak meluangkan waktu untuk belajar. Sampai akhirnya waktu ujian tinggal satu bulan lagi. Apakah muncul perasan khawatir pada saat itu, apakah Anda stress menghadapi keadaan itu? pada umumnya ya, kita kan khawatir dan stress menghadapi ujian nasional tersebut.

Penyebabkan munculnya kekhawatiran yang kedua adalah karena kita pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Kita selalu saja mendapatkan nilai rendah pada pelajaran matematika sehingga ketika dalam ujian nasional terdapat mata pelajaran matematika kita menjadi khawatir. Apakah kita akan dapat menghadapi ujian nasional tersebut atau tidak.

Kedua penyebab munculnya kekhawatiran itu kemudian berkembang dalam diri seseorang dan seringkali memunculkan imajinasi sendiri akan pada diri seseorang, seperti :

· Menetapkan diri untuk gagal—“saya terlalu bodoh untuk mengerjakan tes atau ujian ini”.

· Mengecewakan diri sendiri — “saya tahu saya takkan pernah lulus tes atau ujian ini”.

Penyebab munculnya kekhwatiran yang akan membuat kita stress tentunya harus dapat kita kenali, sehingga kita dapat merencanakan tindakan pencegahan sehingga terhindar dari kekhawatiran yang berlebih-lebihan. Untuk mencegah/mengurangi kekhawatiran menghadapi tes dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu ;

* Hindari belajar kilat dan belajar secara rutin untuk mempersiapkan diri

* Latihan mengerjakan soal

* Tidur istirahat yang cukup malam sebelum pelaksanaan tes atau ujian

* Makan yang cukup dan benar

* Bayangkan kesuksesan

* Motivasi lah diri Anda dengan bahasa yang positif

* Berolahraga

Persiapan Fisik

Dalam mengerjakan tes atau ujian selain faktor mental, tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu fisik. Akan berbeda tentunya orang yang mengerjakan tes atau ujian dalam keaadaan sehat fisiknya dan dalam keadaan sakit. Untuk itu faktor fisik ini harus juga memjadi perhatian, apabila kita ingin berhasil dalam tes atau ujian. Bayangkan Anda belajar dengan giat siang dan malam untuk menghadapi tes masuk perguruan tinggi negeri, akan tetapi pada hari pelaksanaan ujian Anda terserang sakit! Akankah Anda akan optimal mengerjakan sal-soal dalam ujian tersebut ?.

Untuk itu jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan tes atau ujian kita harus mempersiapkan fisik kita sehat.

Perhatikanlah asupan makanan yang kita konsumsi. Banyaklah makan makanan yang bergizi tinggi, buah-buahan, sehingga otak kita dapat bekerja dengan baik untuk mengolah berbagai informasi ketika kita belajar. Sebuah penelitian di Institut Teknologi Massachusetts, peneliti memberikan kepada pria usia 18 hingga 28 tahun makan siang berupa daging ayam kalkun (mengandung 3 ons protein). Setelah itu mereka diminta melakukan latihan berpikir cukup rumit. Pada hari yang lain, mereka diberi makanan yang terbuat dari 4 ons tepung gandum (hampir karbohidrat murni) dan mereka diminta mengerjakan latihan yang serupa, para peneliti menemukan bahwa peserta tes mengalami penurunan kerja mental setelah memakan makanan yang berbeda. Hasil penelitian di atas rasanya cukup untuk mengingatkan kita bahwa apa yang kita makan akan mempengaruhi bagaimana kerja otak kita.

Selain memperhatikan asupan makanan, kita juga harus membiasakan berolahraga. Hal ini penting Karena dengan berolahraga tubuh kita menjadi sehat dan kuat. Dengan kondisi tubuh yang sehat tentunya kita akan lebih semangat dalam mengerjakan berbagai aktifitas kita, seperti belajar, bermain, dan lain sebagainya. Dr. Bruce Tuckman, seorang professor penelitian pendidikan di Universitas Florida mengatakan bahwa olahraga teratur meningkatkan kinerja mental. Kesimpulan itu didasarkan pada penelitiannya dimana anak-anak sekolah yang ikut serta dalam program lari pagi selama lima belas minggu mendapatkan hasil lebih baik dalam tes kreativitas dari pada anak-anak yang tidak melakukan olahraga.

Kekuatan Berdoa

Indonesia adalah negara dengan masyarakat penganut beraneka ragam agama. Sebagai umat beragama, tentunya kita percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang telah mengatur berbagi keputusan hidup kita. Sebagai manusia kita hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan jugalah yang menentukan apa yang akan terjadi. Dialah yang menentukan berbagai rencana yang dimiliki manusia, tetapi Tuhan jugalah yang memerintahkan kita untuk berdoa meminta segala sesuatu yang kita harapkan. Dengan memanjatkan doa, menyatakan harapan, keinginan, tujuan yang hendak kita capai kepada-NYA seakan memberikan kekuatan kepada kita untuk menggapai harapan, tujuan, sebagaimana doa yang kita panjatkan. Berdoa memang agaknya sesuatu yang biasa kita lakukan, dan agaknya tampak seperti hal kecil.

Akan tetapi sesungguhnya dalam kata-kata doa yang kita panjtkan sesungguhnya di dalamnya terdapat energi yang dapat menggerakkkan diri kita untuk menggapai doa yang kita panjatkan tersebut. Jika kita akan menghadapi ujian atau tes, maka biasakanlah memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa agar ujian atau tes kita akan jalani dapat kita lalui dengan sukses. Percayalah, doa-doa yang kita bacakan akan memberikan energi positif pada diri kita yang akan mendorong kita untuk giat belajar, dan merasa yakin bahwa kita akan sukses dalam menjalani tes atau ujian

Pola dan Bentuk Soal

1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Pilihan Ganda (Multiple Choice) Hampir semua pertanyaan jenis memilih, tidak memerlukan pendapat atau penafsiran. Pertanyaannya bersifat obyektif, bukan subyektif. Ini tentunya berbeda dengan jawaban essai. Dengan demikian dalam tes yang berbentuk pilihan gAnda, Anda diharuskan untuk ;

1. mengingat informasi tertentu

2. memikirkan jawaban terbaik

3. memisahkan satu jawaban dari berbagai macam data

ketika membaca kembali sebuah pertanyaan memilih, ada tiga komponen yang perlu Anda pertimbangkan ;

~ Dasar (apa yang ditanyakan)

~ Opsi (pilihan-pilihan yang Anda miliki untuk menjawab pertanyan itu

~ Diversi (serangkaian informasi yang dirancang untuk mengubah perhatian)

“Dasar” merupakan inti pertanyaan itu. Dasar itu bisa satu kata atau seluruh paragrap. Dasar untuk pertanyaan bisa pula sebuah situasi, kasus, atau skenario. Ketiga hal ini mengharuskan peserta tes segera memutuskan apa poin utama uraian tersebut. Ketika menganalisis tes pilihan ganda, Anda harus memfokuskan perhatian hanya pada dasar pertanyaan.

“Opsi” merupakan pilihan-pilihan yang Anda miliki untuk menjawab pertanyaan tes pilihan ganda. Opsi ini sering kali mengharuskan Anda menyadari jawaban yang benar di antara jawaban lain yang salah. Dalam tes pilihan ganda yang lebih kompleks, semua jawaban bisa tampak serupa atau saling melengkapi. Dalam hal ini perlu mempersempit pilihan dengan meninjau dasar pertanyaannya.

“Diversi” merupakan rangkaian informasi yang dirancang untuk mengalihkan perhatian Anda dari dasar pertanyaan. Diversi dapat berupa pertanyaan atau opsi. Agar tetap fokus, selalu kembali ke dasar pertanyaan. Berhati-hatilah pada kata-kata mutlak atau kata-kata dengan arti tetap, misalnya selalu, tidak pernah, tidak satupun, dan semua kata-kata yang bersifat mengecoh yang sebagian besar merupakan diversi. Kurang, lebih, sedikit, kadang-kadang, tidak, kecuali merupakan contoh kata-kata di mana Anda perlu berhenti dan memeriksa kembali. Jawaban bisa tampak jelas sehingga Anda melihat salah satu kata-kata ini.(** bagi yang ingin latihan soal silahkan klik ini latihansoal)

2. Jawaban Singkat

Soal jawaban singkat adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat. Jawaban itu dapat muncul dalam beberapa bentuk seperti isi titik-titik, kata di tengah kalimat, melengkapi kalimat, serta definisi pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat umumnya memerlukan ingatan yang spesifik, deklaratif atau di luar kepala. Cara terbaik mempersiapkan diri untuk jenis tes ini adalah belajar dengan kartu flash (kartu yang berisi ringkasan materi).

* Baca petunjuk soal dengan teliti. Jika ada yang kurang jelas dari petunjuk itu, tanyakan pada guru atau pengawas dan minta penjelasan.

* Baca pertanyaan baik-baik. Dengan hanya membaca bagian pertama pertanyaan atau membaca pertanyaan sekilas, Anda bisa mengambil kesimpulan yang keliru sehingga mengakibatkan mengisi jawaban yang keliru.

* Jawab hanya yang ditanyakan saja. Memberi jawaban yang terlalu banyak hanya akan membuang-buang waktu saja, lagi pula informais itu mungkin tidak diperlukan. Kecuali jika Anda piker ada dua kemungkinan atau lebih, tuliskan saja tandai pertanyaan itu, jika masih ada sisa waktu pikirkanlah kembali mana jawaban yang paling tepat. Akan tetapi jika tidak ada waktu lagi, maka guru yang murah hati akan memberi separuh nilai.

3. Essay

Sebelum mengikuti tes atau ujian yang berbentuk essay, maka Anda perlu menebak pertanyaan yang akan muncul, tuliskan jawaban Anda sebelumnya seakan Anda sedang mengikuti tes. Beri waktu sama dengan waktu Anda di kelas.

Ketika tes atau ujian berlangsung, baca baik-baik pertanyaan, jika diizinkan garis bawahi kata-kata kunci dalam pertanyaan itu. Jika pertanyaan punya banyak bagian, gunakan peta belajar untuk menyusun kembali pertanyaan dan bagian-bagiannya.

Pada tes yang berbentuk essay, guru akan mencari tiga unsur utama, yaitu ; pengetahuan Anda akan subyek, kemampuan Anda mengorganisasikan pikiran, dan keterampilan Anda dalam menulis. Untuk itu maka jawaban yang harus Anda berikan harus juga memilki tiga bagian utama, yaitu: pengantar, tubuh/isi, kesimpulan.

Pada bagian pengantar, nyatakanlah kembali atau tafsirkan pertanyaan dengan menggunakan beberapa kata dari pertanyaan. Kemudian lanjutkan jawaban Anda dengan tubuh / isi, dengan menggunakan kata-kata atau kalimat peralihan yang dapat berasal Dari pengantar. Nyatakan ide-ide Anda dengan jelas dan ringkas. Dukung ide-ide pikiran utama Anda dengan contoh atau penjelasan yang lebih kongkrit. Setelah itu nyatakan kembali ide pokok Anda secara ringkas.

Lakukan Latihan Yang Tepat

Setiap soal memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Sehingga apabila kita sering mengerjakan soal-soal dengan pola dan bentuk yang sama kita akan menjadi terbiasa dan relatif lebih mudah mengerjakannya. Pengalaman mengikuti ujian nasional SMA, misalnya, hanya sekali kita alami, akan tetapi kita tetap dapat mengenali karakteristik soal dengan mengerjakan soal-soal sejenis tahun-tahun sebelumnya. Semakin kita sering mengerjakan soal-soal tersebut maka, semakin terlatih kita mengerjakan soal-soal pada tes atau ujian nasional tersebut. Demikian juga pada tes atau ujian di sekolah. Kita dapat memiliki pengalaman mengerjakan tes atau ujian sekolah apakah itu ulangan umum, atau tes yang lainnya dengan berlatih mengerjakan soal-soal pada periode sebelumnya. Misalnya akan ada ulangan umum pada mata pelajaran matematika di sekolah, maka pinjamlah soal-soal terdahulu dari kakak kelas untuk dipelajari dan coba mengerjakannya.

Berikan tanda pada soal-soal yang tidak dapat Anda selesaikan, carilah orang yang dapat memberikan penjelasan pada Anda misalnya guru atau kakak kelas. Setelah Anda berlatih mengerjakan soal-soal tersebut, kemudian ajaklah teman Anda untuk belajar bersama. Berikan jawaban atas soal-soal yang telah Anda kerjakan pada teman, kemudian mintalah tanggapan teman, apakah jawaban yang Anda buat sudah benar menurut teman Anda. Hal ini penting, karena Anda akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena melakukan hal itu. Keuntungan yang pertama adalah kekuatan Anda mengingat soal yang telah Anda kerjakan menjadi lebih kuat dengan Anda menjelaskannya pada teman. Informasi itu akan bertambah kuat dalam ingatan kita manakala informasi itu kita sampaikan pada orang lain. Keuntungan yang kedua adalah bahwa dengan Anda menceritakan jawaban Anda atas soal-soal tersebut mungkin saja disalahkan teman Anda, sehingga membuat Anda berpikir ulang, dan meninjau kembali jawaban Anda. Masalah itu mungkin saja terjadi ketika Anda mengerjakan soal pada tes atau ujian yang sesungguhnya. Kita akan lebih ingat ketika mengerjakan soal yang sejenis, kesalahan yang pernah kita buat sebelumnya tentunya akan kita ingat betul, sehingga kita dapat menjawab dengan benar pada tes atau ujian yang sesungguhnya.

Baca Petunjuk Soal

Pada waktu Anda mengerjakan soal-soal pada pelaksanaan tes atau ujian maka ada beberapa hal yang Anda harus perhatikan agar Anda mengerjakan soal tes atau ujian dengan baik. Pada saat-saat awal janganlah terpancing untuk langsung melihat soal dan mengerjakan soal. Anda harus membaca terlebih dahulu petunjuk pengsisian soal. Hal ini penting dilakukan agar Anda tidak menyalahi perintah dari soal tersebut. Selain itu dengan membaca secara teliti Anda menjadi lebih yakin karena tahu bagaimana akan mengerjakan soal-soal tersebut.

Gunakan Teknik Scanning dan Scamming

Setelah membaca dengan teliti petunjuk pengisian jawaban, maka kegiatan yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan cepat (scamming). Membaca dengan cepat (scamming) sebenarnya biasa dilakukan apabila kita mencari nomor telepon pada buku telepon, atau mencari satu kata di kamus. Selain scamming, kita juga melihat soal secara sekilas atau scanning seperti kita membaca Koran. Kelompokkanlah soal yang telah dibaca secara cepat tadi pada kelompok soal yang termasuk sangat sulit, sulit, sedang, dan mudah. (**silahkan klik ini www.cpnsonline.com)

Anda dapat mengelompokkan soal yang tidak tahu sama sekali, tidak ada bayangan bagaimana menjawabnya pada kelompok soal kelompok sangat sulit atau beri tanda SS. Untuk soal yang Anda hanya tahu sedikit dan masih sangat ragu akan kebenaran jawabannya maka masukkan ia ke dalam soal yang termasuk sulit atau beri tanda S. Untuk soal yang Anda rasa tahu dan bisa menjawabnya akan tetapi masih agak ragu apakah benar, masukkan soal tersebut dalam kelompok soal yang sedang atau Anda beri tanda SD. Sedangkan soal yang dirasa dapat Anda jawab dengan yakin benar maka masukkan ke dalam kelompok soal yang mudah atau beri tanda M. setelah semua soal diberi tanda, maka barulah isi jawaban mulai dari soal yang mudah, kemudian soal yang sedang, kemudian soal yang sulit, baru terakhir soal yang sangat sulit. Hal ini penting dilakukan karena seringkali peserta tes memulai mengerjakan tes berurut dari soal nomor 1 sampai nomor terakhir. Tentu saja peserta tes kan sangat rugi, pertama karena soal ujian atau tes biasanya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda antara soal yang satu dengan yang lain. Apalagi, soal-soal tersebut kemudian diacak dan tersebar. Jika peserta tes mengerjakan tes mulai dari nomor 1 maka bisa jadi ia mengerjakan soal-soal dengan kategori yang sulit, bahkan sangat sulit. Hal ini jelas merugikan peserta tes. Karena peserta tes akan kehabisan waktu karena mengerjakan soal yang sulit atau sangat sulit terlebih dahulu, karena bisa jadi ia mnemukan jawabnnya akan tetapi bisa jadi tidak meneukan jawabannya. Hal ini tentunya akan mebuat peserta tes kelelahan secara mental karena ia tidak dapat menjawab soal, sehingga apabila ia mendapatkan soal yang sesungguhnya mudah karena konsentrasinya sudah mulai pecah, soal yang mudah itupun akan sulit dijawab oleh peserta tes.

Penutup

Dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika sekolah, kuliah, akan bekerja, kita selalu dihadapkan dengan seprangkat ujian atau tes yang menjadi syarat untuk mencapai sesuatu. Untuk itu, setiap otang tentunya ingin agar mereka dapat mengerjakan tes dengan baik agar dapat mencapai apa yang mereka inginkan.

Keberhasilan menghadapi tes atau ujian tentunya harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari sebelum tes, serta pada saat tes berlangsung. Untuk persiapan sebelum tes, meliputi persiapan mental seperti mengatur rasa khawatir yang muncul, kemudian berdoa, serta persiapan fisik seperti berolahraga, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Sedangkan persiapan ketika tes berlangsung meliputi, latihan soal, mengenali bentuk-bentuk soal, dan mempelajari teknik-teknik mengerjakan soal seperti scamming, ataupun scanning.

Banyak orang yang mempunyai predikat sebagai orang pandai akan tetapi gagal dalam menghadapi suatu ujian atau tes. Hal disebabkan oleh faktor persiapan yang kurang baik, mereka memandang mengerjakan tes merupakan hal yang biasa sehingga tidak terlalu penting mempersiapkan diri menghadapi tes atau ujian tersebut.

Dengan mempersiapkan diri menghadapi tes atau ujian sesungguhnya membuat kita lebih yakin bahwa kita akan bisa mengerjakan tes atau ujian dengan baik. Keyakinan inilah kemudian yang menggerakkan energi yang ada pada kita untuk berupaya mengerjakan tes atau ujian dengan baik.

Sumber:

http://ilmuwan.wordpress.com/2008/10/31/tips-menghadapi-ujiantes/?referer=sphere_related_content

Kamis, 22 Oktober 2009

INTERNAL CONFLICT IN ORGANIZATIONS

Internal conflicts within the organization is often the case in the dynamics of the organization. Such conflicts often result in only negative thing, which would harm the organization (company). Efficiency and effectiveness in a social unit (organization) will move down with the emergence of internal conflicts. This is in line with the statements contained Gede Prama in his book titled "Leadership Practices Under Water" that we need in yag bukanah company's corporate culture, management strategies or other advanced management concepts, but the lobby and the ability to manage internal conflicts. In an article entitled "Strategic Outcomes of Human Resources Management", Paul A. Heavens to illustrate the relevance level of internal conflict in managing the company. He divides 4-level relationships between organization and its environment, as follows: 1. Internal Focus. This type of company is competing with itself. Therefore, equity and human relationships become very important. 2. External Focus. This stage the opposite of the first. The focus is intended to competitors, because life and death of companies focused on the company's ability to compete, so that every step must be consistent with competitive strategy. 3. The Organization Environment Focus Boundary. Here emphasizes innovation and flexibility in managing the key. Because this stage occurs in competition and outside the company, then agitate with a sense of innovation will change, and stability is created through the psychological security. On the other hand, the sanctions could encourage optimal performance. 4. The Inter Unit focus. Business consisting of many units emphasized the importance of the relationship between business units in managing the business. All four models are presented Paul A. Heavens above, allows the internal conflict at every level (stage). However, the first stage and third stage also has a high degree of relevance of the internal conflict. So, in a social unit management strategy is required (action) in conflict resolution efforts, so that the dynamics and the ideals of the organization can run well. More information about conflict resolution models in the organization, please click here...

KONFLIK INTERNAL DALAM ORGANISASI

Konflik internal dalam organisasi memang sering terjadi dalam dinamika organisasi. Konflik seperti ini tidak jarang menghasilkan ha-hal negatif, yang akan merugikan organisasi (perusahaan). Efisiensi dan efektifitas dalam suatu unit sosial (organisasi) akan bergerak menurun dengan munculnya konflik internal. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dimuat Gede Prama dalam bukunya yang berjudul "Prakek Kepemimpinan Berdasarkan Air" bahwa yag kita butuhkan dalam perusahaan bukanah budaya perusahaan, manajemen strategi ataupun konsep manajemen canggih lainnya, melainkan lobi dan kemampuan mengelola konflik internal. Dalam artikel yang berjudul "Strategic Outcome of Human Resources Management", Paul A. Heavens memberikan gambaran tentang tingkat relevansi konflik internal dalam mengelola perusahaan. Ia membagi 4 tingkat hubungan antara organisasi dengan lingkungannya, sebagai berikut : 1. Internal Focus. Perusahaan jenis ini sebenarnya bersaing dengan dirinya sendiri. Untuk itu, ekuitas dan hubungan manusia (public relation) menjadi sangat penting. 2. External Focus. Tahapan ini kebalikan dari yang pertama. Fokus ditujukan kepada pesaing, karena hidup dan matinya perusahaan dititikberatkan pada kemampuan bersaing perusahaan, sehingga setiap langkah mesti konsisten dengan strategi bersaing. 3. The Organization Environment Boundary Focus. Disini menekankan inovasi dan fleksibilitas menjadi kunci dalam pengelolaan. Karena tahap ini terjadi persaingan ke dalam maupun di luar perusahaan, maka inovasi diagitasi dengan kepekaan akan perubahan, dan stabilitas diciptakan melalui keamanan psikologis. Di sisi lain, adanya sanksi dapat memacu prestasi optimal. 4. The Inter Unit focus. Usaha yang terdiri dari banyak unit menekankan pentingnya hubungan antara unit bisnis dalam mengelola usaha. Keempat model yang dikemukakan Paul A. Heavens di atas, memungkinkan adanya konflik internal pada setiap tingkat (tahap). Namun, tahap pertama dan juga tahap yang ketiga memiliki derajat relevansi paling tinggi menimbulkan konflik internal. Jadi, dalam suatu unit sosial dibutuhkan manajemen strategi (action) dalam usaha penyelesaian konflik, agar dinamika dan cita-cita organisasi dapat berjalan dengan baik. Informasi lanjut mengenai Model Penyelesaian konflik dalam organisasi, silahkan klik disini...

KABINET INDONESIA BERSATU II

kabinet, menteri, jumpa pers, presiden SBY

Hari ini Rabu 21 Oktober 2009, Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II ini disampaikan Presiden SBY dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada pukul 22.00 WIB. Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu I dan juru bicara kepresidenan (Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal) juga turut serta dalam jumpa pers tersebut.



Berikut susunan Kabinet Indonesia Bersatu II yang akan membantu Presiden SBY untuk menjalankan roda Pemerintahan Indonesia.



MENTERI KOORDINATOR



1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto

2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa

3. Menko Kesra : R Agung Laksono

4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi



MENTERI DEPARTEMEN



1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi

2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa

3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro

4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar

5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani

6. Menteri ESDM: Darwin Saleh

7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat

8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu

9. Menteri Pertanian : Suswono

10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan

11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi

12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad

13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar

14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto

15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Sedyaningsih

16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh

17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri

18. Menteri Agama : Suryadharma Ali

19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik

20. Menteri Komunikasi dan Informatika : Tifatul Sembiring



MENTERI NEGARA



1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata

2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan

3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta

4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari Gumelar

5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan

6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini

7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : Armida Alisjahbana

8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar

9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng

10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa



PEJABAT SETINGKAT MENTERI



1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto

2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan

3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto



Sumber Detik.com

Selasa, 20 Oktober 2009

Pertamina Blog Contest - Kerja Keras Adalah Energi Kita



Pertamina Blog Contest


PT. Pertamina mengadakan Contest Blog bagi warga negara Indonesia. Dengan semangat Kerja Keras Adalah Energi Kita, Pertamina berharap dapat menerima masukan dari masyarakat baik layanan, produk, maupun penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Pertamina. Pertamina Blog Contest juga merupakan bagian partisipasi dari Divisi Komunikasi dalam memperingati HUT Pertamina ke 52.


Pertamina akan memberikan hadiah jutaan rupiah bagi warga negara yang masuk nominasi berdasarkan kriteria penilaian. Bagi pemenang Juara I akan mendapatkan 1 (satu) unit sepeda motor + Souvenir dan Piagam Perhargaan, sedangkan Juara II mendapatkan 1 (satu) unit Notebook + Souvenir Pertamina dan Piagam Penghargaan, dan untuk Juara III akan mendapatkan 1 (satu) unit Blackberry + Souvenir Pertamina dan Piagam Penghargaan.




Peraturan peserta Pertamina Blog Contest :



- Berkewarganegaraan dan bertempat tinggal/beralamat di indonsia

- Usia pemilik blog minimal 17 tahun

- Website/blog bukan milik perusahaan atau organisasi

- Minimal artikel blog sebelum di ikut sertakan pada lomba adalah 20 artikel



Berikut Tata Cara dan Materi Pertamina Blog Contest :



1. Materi atau content webblog yang diikutsertakan dalam lomba adalah berisi Opini dan atau review mengenai : Produk, Program Transformasi PT. Pertamina (Persero) dan lainya sehubungan dengan PT. Pertamina (Persero)

2. Referensi material lomba secara online dapat diperoleh di Corporate Website PT.Pertamina (Persero) dan atau situs resmi anak perusahaan atau unit bisnis Pertamina atau sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan isinya.

3. Halaman content yang dilombakan harus didaftarkan ke web direktori Pertamina Blog Contest.

4. Halaman content adalah bersifat orisinal dalam artian bukan menjiplak dari halaman peserta lain.

5. Bila menggunakan referensi dari situs Corporate Website PT. Pertamina (Persero) dan atau situs resmi anak perusahaan atau unit bisnis Pertamina wajib mencantumkan referensi link (tautan balik yang berstatus follow)



Kriteria Utama Penilaian Blog :



Artikel blog yang dinilai berupa review dan harapan bloggers terhadap PT. Pertamina (Persero) dan produk-produk PT. Pertamina (Persero). Anda dapat membuat dan mendaftarkan lebih dari satu artikel dalam blog yang anda miliki.


Google SEO Optimalisasi. Kata kunci yang di optimalisasi yaitu : Kerja Keras Adalah Energi Kita. Semakin baik posisi blog anda pada search google.com dengan kata kunci tersebut semakin tinggi nilai yang diberikan. Nama Blog/Domain tidak boleh mempergunakan Keyword dari kontes ini baik dengan tanda penghubung atau tanpa tanda penghubung. Selain itu tampilan blog/web, aksesibilitas, penggunaan tata bahasa juga menjadi dasar penilaian.


Klik di sini ... untuk melihat info selengkapnya.

Jumat, 02 Oktober 2009

DISTANCE TO OIL SUBSTITUTION PETRODIESEL

DISTANCE TO OIL SUBSTITUTION PETRODIESEL Basically, the Indonesian state is still hanging with the use of fuel derived from petroleum and fossil energy, which is a source of renewable energy so that the availability was erratic at times. This will impact on the country's economic activity, especially in the transportation sector and the use of engine power for production. Indonesian as a consumer of fuel oil users should be more intensively to explore the sources of alternative energy direction supporting the production activities, thus reducing their dependence from oil and fossil energy. Fence Jatropha (Jatropha curcas) is a commodity rather than food as a source of renewable energy (Renewable energy). Vegetable oil or a fence from a distance of Jatropha curcas Crude Oil (CJCO) can be processed into fuel replacement or substitution of petroleum and fossil energy, such as diesel, kerosene and fuel oil Almost all the chemical components in biodiesel are low when compared with petrodiesel (diesel). Sometimes biodiesel does not contain compounds SO2, although there are relatively small value (15 ppm). Likewise with carbon monoxide (CO) generated quite low.



According to some references Sulfur is the trigger emission of SPM (Solid Particulate Matter) and black smoke. SPM particles or materials are karsiogenik trigger cancer cells. Engine vehicles using diesel fuel produces more SPM emissions compared with biodiesel, so biodiesel can be considered as environmentally friendly fuels. In addition, biodiesel is also friendly to the engine, especially on the piston due to a lubrication.



Read more at http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/subtitusi-minyak-jarak-ke-petrodisel.html

Kamis, 01 Oktober 2009

KEPEMIMPINAN FORMAL ATAU INFORMAL

KEPEMIMPINAN FORMAL ATAU INFORMAL " Mau minum madu, tapi yang terminum bisa racun". Inilah kalimat ungkapan para pemimpin saat mengalami guncangan organisasi yang melanda perusahaannya. Ternyata bermodal niat baik tak cukup untuk melakukan perubahan dalam perusahaan. Ungkapan madu dan racun menggambarkan sisi gelap manajemen perubahan. Ingin mencapai satu kemajuan, akan tetapi hasilnya dua kemunduran. Hal tersebut memacu banyaknya perusahaan yang memperbaiki sistem, baik sistem penggajian, pengawasan, koordinasi, namun tidak bergerak atau hanya bergerak sedikit ke target produktivitas. Sebenarnya inti permasalahan bukan disitu, dimana kita hanya menitik beratkan pada sisi formal organisasi, padahal terdapat sisi informal yang sangat penting dalam dinamika organisasi. Dimensi informal organisasi sangat penting peranannya. Banyak upaya-upaya pengembangan organisasi (organizational development) yang berhenti melakukan pembenahan sistem, struktur dan strategi yang mewakili aspek formal organisasi. Stagnasi mencuat saat berhadapan dengan aspek-aspek informal yang tidak diperhitungkan, seperti pemimpin informal, pendekatan informal, dan jalur informal. Kepemimpinan informal memiliki peranan penting, karena tidak selalu pemimpin formal organisasi mesti diikuti. Seorang pemimpin mempunyai strategi pendekatan informal yang sering berhasil. Pemimpin tersebut tidak terlalu menggantungkan perubahan dalam organisasi sepenuhnya pada pertemuan formal, seperti meeting. Sebelum melakukan pertemuan formal, selalu dilakukan pendekatan terlebih dahulu agar perbedaan pendapat dan diskusi dapat terselesaikan sebelum dilakukannya meeting. Selanjutnya, pertemuan formal berfungsi sebagai ruang untuk menyatukan dan menyampaikan ide perubahan tersebut. Begitupun halnya dengan jalur informal, dimana pemimpin jarang mengemukakan ide perubahan sebelum jalur informal ditata dengan rapi. Jika ditanya mengenai rahasia memilih pemimpin, sebuah organisasi (perusahaan) yang tumbuh pesat menampakkan bahwa perusahaan tersebut kurang menggantungkan diri pada media formal yang canggih, justru memberi perhatian lebih kepada kelompok pinggiran organisasi. Mereka yang muncul secara alami kepada kelompok pinggiran yang memiliki prestasi baik dan diberi penghargaan, seperti kenaikan tingkat/jabatan. Kondisi seperti ini, memungkinkan pemimpin formal sama dengan pemimpin informal. Dengan status itu akan banyak perbaikan yang berjalan mulus dan tertata rapi. Berdasarkan kejadian di atas, maka penggunaan manajemen pusat-pusat kekuasaan pada pengembangan organisasi sangat dibutuhkan untuk menjadi titik sentral. Ini disebabkan karena kegagalan manajemen pusat-pusat kekuasaan hanya akan membuat perubahan berhenti. Pasti anda masih ingat, bagaimana pemerintah Indonesia terdahulu berhasil menjadikan PANCASILA sebagai satu-satunya ASAS NEGARA melalui pendekatan-pendekatan kepada para kiai, ulama dan pemimpin informal lainnya. Jadi, apakah tipe pemimpin informal dibutuhkan untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan? atau dibutuhkan untuk membuat organisasi tumbuh pesat?